Apakah RSPO
itu? Tak banyak
orang yang mengerti atau tahu mengenai RSPO. Bahkan ketika pertanyaan ini saya
lontarkan pada sejumlah mahasiswa, mereka pun masih asing dan mengaku tak
pernah mendengar istilah ‘RSPO’. Termasuk saya sendiri pun baru tau mengenai
RSPO, ketika ada lomba menulis ‘Beli yang baik dengan tema Sustainable Palm Oil, Gaya Hidup Konsumen Bijak’ ini. Saya pun
mulai berselancar di google dan mencari informasi tentang RSPO. Dari beberapa
web yang saya temukan, seperti http://indonesia.rspo.org/ dan http://www.rspo.org/, saya pun mulai mengetahui tentang RSPO. Dari
beberapa referensi tulisan yang diberikan, terus terang saya merasa sedih menjadi
pengajar mata kuliah IPA untuk mahasiswa calon guru SD, dimana didalamnya ada
materi mengenai sumber daya alam dan ekosistem, saya tidak pernah menyinggung
mengenai RSPO yang merupakan sebuah asosiasi yang berkaitan erat dengan konservasi
sumber daya alam dan ekosistem.
Selama ini, yang kami diskusikan hanya sebatas
teori materi mengenai sumber daya alam dan ekosistem dengan menganalisis secara
sederhana bagaimana kondisi sumber daya alam dan ekosistem yang ada di dekat
kita tanpa menengok lebih dalam mengenai masalah mengenai sumber daya alam dan
ekosistem di negara kita. Berita mengenai pembantaian Orangutan ataupun Gajah
Sumatera sekilas memang pernah kita dengar. Sesaat kita merasa prihatin dan
kasihan terhadap satwa-satwa malang tersebut, namun akhirnya menguap begitu
saja tanpa ada tindak lanjut dari diri sendiri untuk ikut menyelamatkan mereka.
Di lain sisi, untuk keperluan memasak, saya
dan keluarga pun tak lepas dari minyak goreng, dan sangat disayangkan juga
selama ini kami tak begitu memperhatikan ada tidaknya logo RSPO pada kemasan
minyak goreng yang kami beli. Melalui lomba ini, saya pun akhirnya mencari
minyak goreng yang berlogo RSPO di Carrefour pada salah satu mall di Semarang,
Jawa Tengah, namun sayangnya saya tidak menemukan minyak goreng berlogo RSPO.
Nah, apakah minyak goreng berlogo RSPO tersebut telah didistribusikan ke
seluruh Carrefour di seluruh Indonesia? Jika, belum maka alangkah baiknya jika
segera didistribukan, tidak hanya di Carrefour, namun juga bisa bekerja sama
dengan toko waralaba lainya, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Jika sudah,
maka informasi dimana dapat memperoleh produk berlogo RSPO ini pun dapat
dirilis melalui web ataupun media sosial lainnya.
Informasi mengenai konservasi sumber daya
alam dan ekosistem, serta produk-produk berlogo RSPO ini juga perlu disebarluaskan,
sehingga banyak orang yang mulai beralih membeli yang baik untuk kebaikan
bersama. Sedikit demi sedikit semoga dapat membantu menyelamatkan Orangutan
ataupun Gajah dari kepunahan. Berdasarkan data dari Indonesia
Palm Oil Advocacy Team tahun 2010, ada 10 juta hektare lahan di
Kalimantan yang merupakan “rumah” bagi orangutan telah berubah menjadi perkebunan
kelapa sawit. Selain itu, Forum Konservasi Gajah Indonesia dan staf pemerintah
dari instansi terkait dalam sebuah lokakarya awal 2014, diperoleh angka sekitar
1.700 ekor gajah yang tersisa di seantero Sumatera. Padahal, perkiraan pada
2007, populasinya masih berkisar 2.400 – 2.800 individu. Fakta ini sungguh
mencengangkan, dan butuh kepedulian dari kita semua untuk menyelamatkan
satwa-satwa ini dari kepunahan.
RSPO Goes
to Campus dapat menjadi salah satu alternatif untuk menginformasikan dan mengenalkan
asosiasi ini kepada civitas akedemik, khususnya mahasiswa. Kenapa mahasiswa? Peran
mahasiwa sebagai Agent of Change, nantinya
diharapkan dapat membawa perubahan ke arah positif. Dengan sosialisasi dari
RSPO mengenai sejarah, tujuan, dan visi misi RSPO, diharapkan mahasiswa dapat
mendukung RSPO dengan melakukan perubahan kecil dengan menginformasikan tentang
penggunaan minyak goreng berlogo RSPO di rumahnya ataupun masyarakat sekitar.
Selain itu, RSPO sebaiknya juga dapat segera
me-launcing produk-produk berlogo
RSPO selain minyak goreng, seperti yang dikatakan Putra Agung, Sustainable Palm Oil Program Manager WWF Indonesia yang menyebutkan
bahwa minyak sawit dapat diolah menjadi 100 jenis produk turunan mulai
dari makanan, kosmetik, minyak goreng, farmasi, bahan bakar sampai consumer goods. Namun, di Indonesia
sendiri kita masih kesulitan mencari produk berlogo RSPO karena memang masih
terbatas pada minyak goreng saja. Jika, kita dapat menghasilkan produk
turunan dari kelapa sawit melalui makanan, kosmetik, minyak goreng,
farmasi, bahan bakar sampai consumer goods,
dimana kita tahu bahwa produk-produk tersebut sering dan selalu digunakan
masyarakat, secara tidak langsung kita sudah mengajak masyarakat untuk
menggunakan produk yang ramah lingkungan. Dengan demikian, kepunahan satwa
maupun kerusakan ekosistem pada lahan perkebunan sawit pun dapat terhindarkan.
Semoga juga tulisan ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi saudara dan teman-teman semua. Mari membeli yang
baik!
Referensi: